-->

AKU INDONESIA

I AM

image
Hello,

I'm Mahapatih Anton

Saya Filmmaker, Broadcaster, Penulis, dan Content Creator. Saya ingin MEMPERBAIKI INDONESIA.

"Saya Ingin Memperbaiki Indonesia, kata-kata ini lebih tepat untuk saya gunakan. Kita tidak lagi mungkin me-Revolusi sebuah Indonesia yang sudah menjadi bangsa (nation) kuat dari semua aspek. Kita hanya perlu Reparasi (memperbaiki) komponen-komponen yang rusak dengan komponen-komponen yang baru dan canggih. Dan saya adalah bagian dari komponen itu". Yang Copas [Copy Paste] isi blog ini tetap harus menghargai hak intelektualitas blog ini.


Workshop
Workshop Multimedia

Div. Humas POLRI - Narsum

Workshop Filmmaking, Broadcast & Multimedia

Kominfo Padang Panjang - Narsum

Workshop Content Program TV

Pustekkom-Kemendikbud - Narsum


Experience
Mahapatih Indonesia

CEO/Sutradara

AGBI

Ketua Umum 2013 - 2018

Freelancer

Creative Design Program TV, Penulis (Buku, Novel).


My Skills
Concept & Content Creator
Design & Editing
Workshop & Guest Lecturer
Consultant Broadcast TV & Film

208

Awards

1800

Happy Partners

5964

Projects Done

5800

Film & Video

WHAT CAN I DO

Web Audio Visual Content

Membuat konten untuk tayang web series atau non series

Workshop & Courses

Sebagai Mentor, Pemateri dan Narasumber

Content Creator

Menciptkan konten audio visual mulai dari nol sampai branding

Writer & Scriptwriter

Penulis buku seni/media audio visual, novel & puisi. Penulis cerita film, drama tv & program non drama tv

Filmmaking

Sutradara, producer, editor & scriptwriter

Consultant TV & Film

Menjembatani dan mengkonsultani bidang broadcast tv dan film

LITERASI & SOME OF WORK

Bagaimana Menciptakan Taste [Cita Rasa]

Mencipta angle secara perspektif
Siang itu suasana kelas saya gaduh, saat itu saya sedang memberi materi tentang bagaimana mencipta sebuah "taste". Yang sebelumnya saya awali dengan pertanyaan apa itu taste? berbagai pendapat muncul dengan persepsi masing-masing antara lain ada yang menjawab taste itu adalah cita rasa, taste itu adalah perasaan seni yang halus, taste adalah luapan keinginan mencipta sesuatu dengan perasaan, dan yang lainnya taste adalah mencipta seni dengan jiwa. Hmmmm.... apa pun pendapat mereka setidaknya dapat saya simpulkan bahwa taste itu muncul dari hati dana berkaitan dengan penciptaan seni. Lalu seni sendiri itu apa sih? berikut saya definisikan seni dari beberapa tokoh dunia :
Komposisi menciptakan taste
  1. Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
  2. Aristoteles Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
  3. Immanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
  4. Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
  5. Leo Tolstoy Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
  6. Sudarmaji Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
Jadi betul kata murid-murid saya di kelas, bahwa taste adalah sesuatu yang berkaitan dengan seni. Maka untuk memunculkan seni yang indah bisa dinikmati oleh semua orang adalah dengan menciptakan taste lebih dulu. Bagaimana menciptakan taste atau bagaimana memunculkan taste itu senidiri? Memang menciptakan taste [cita rasa] tidaklah mudah, namun sebenarnya bisa dipelajari melalui banyak berlatih dan praktik. Ketika kita menciptakan sesuatu jangan takut salah atau dibayang-bayangi kata jangan ini jangan itu, padahal setiap manusia itu seebenarnya sedang belajar dan kebanyakan orang pertama kali belajar tentu banyak kesalahan. So wajar-wajar saja kan?
Angle dengan teori kompisi - nirmana
Tahap selanjutnya kamu harus menutrisi jiwa dengan banyak membaca dan menonoton, juga tak perlu dibatasi. Menonton dan membaca harus sebebas mungkin jangan ada beban dan embel-embel apa pun. Biarkan jiwa ini alami mencari dan menemukan taste nya sendiri. Bila kita sudah melakukan membaca dan menonton berikutnya adalah praktik dan berlatih, lakukan berulang-ulang sampai memunculkan taste itu sendiri.
Angle dengan frame artificial
Bagaimana sudah berani mencipta seni kan?

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #4

Dan bukanlah merupakan kesabaran ketika kita berlama-lama berpacaran, semakin lama kita berpacaran akan semakin banyak buih-buih dosa yang tercipta. Tenangkan hatimu dan jangan banyak mengelak akan kodratimu sebagai wanita jangan pula engkau menyangkal. Sayang bukannya aku keras terhadap keinginanku, akan tetapi aku sangat sayang dan begitu mencintaimu, bukan aku ingin memilikimu sungguh aku tak berhak untuk memiliki siapa pun di dunia ini sebab semua yang ada di muka bumi ini adalah milik-Nya. Sebagai manusia aku hanya berkewajiaban menjaga dan meraih surga cinta untuk aku pertanggung jawabkan di hadapanNya. Aku paham dengan ketakutan yang meruang dalam hatimu, wajar sebagai wanita akan menemui keraguan sebab wanita dicipta dengan memiliki kehalusan jiwa, kelembutan jiwa inilah yang membuat ia akan berkutat dalam kerangka berfikir yang panjang.

Telah terpikir olehku 
Semenjak dulu Dia menciptakan wanita 
Dari sulbi seorang lelaki 

Dia menciptakan wanita dengan sembilan nafsu dan satu akal 
Dia menciptakan lelaki dengan sembilan akal satu nafsu 

Semenjak dulu pun wanita tercipta 
dengan kelembutan dan kehalusan hati
Wanita adalah kemuliaan cinta yang tersembunyi  
Muliakan dia sebagai wanita mulia 

Wanita diciptakan oleh Allah SWT dengan sembilan nafsu dan satu akal dari faktor inilah sehingga wanita akan selalu bermain dengan perasaannya sendiri sebab sumber nafsu adalah di hati sedang hati tak dapat berfikir dengan logika, dan wanita hanya memilik satu akal dan tidak salah pula seandainya wanita banyak menuntut dari kaum Adam, aku sadar betul akan struktur jiwa yang kaum Hawa miliki. Berbeda dengan kaum Adam, Allah SWT menciptakan lelaki dengan kebalikan dari wanita yaitu sembilan akal dan satu nafsu inilah mengapa kaum Adam berfikir lebih logika dan lebih bijak ketika masalah datang menghadang. Allah SWT menciptakan Adam dan Hawa dalam satu pasang jiwa yang saling melengkapai kekurangan masing-masing dalam diri mereka. Kaum Adam dalam menjalani setiap persoalan pasti akan dengan akalnya karena dia memiliki kelebihan dalam hal itu sehingga ketika ada masalah ia lebih cenderung melupakan perasaan. Di sinilah peranan seorang Hawa diperlukan dalam mengambil sebuah keputusan hidup, sebab kaum Hawa akan memberi masukan dari sisi perasaan atau emosional. Sungguh begitu indah ketika jalinan kasih asmara diarungi dalam bahtera kehidupan hakiki banyak sekali nilai-nilai ibadah yang tersaji di sana. Semoga Engkau limpahkan Rahmat kepdaku dan kepada wanita pujaanku kelak Amin…..

Kalimat-kalimat indah inilah yang mengawali penuturan sahabat jiwaku, aku mengenal dia saat aku masih tinggal di sebuah kost dipinggiran kota. Aku dan dia tinggal dalam satu kost hanya saja berbeda kamar, setiap malam minggu kami berkumpul bercerita tentang pengalaman cinta masing-masing. Malam itu adalah malam terakhir aku jumpa dia, di pagi hari yang cerah aku tak menemui dia lagi. Rupanya sahabatku ini telah pergi sejak malam terakhir kami bersua dan mungkin tak kan kembali lagi, ia hanya menitipkan pesan bahwa ia harus pergi untuk selamanya. Sampai surat ini aku tulis aku tidak pernah menemui dia lagi dan tak pernah mendengar tentang dia, biarkan waktu yang akan menjawab semua misteri tentang sahabatku ini. Dan inilah sebuah catatan cinta yang pernah ia jalani bersama seorang wanita yang bernama Maya, dalam ingatanku bahwa sahabatku ini pernah berkata  Mayalah wanita yang ia pilih untuk terakhir kalinya ia pernah berharap Maya akan menjadi pendamping hidupnya untuk selamanya. Namun malam itu sahabatku bercerita tentang dilema cinta yang ia hadapi bersama Maya, sahabatku bilang Maya ingin pergi dari cintanya. Aku melihat jelas di wajahnya yang tak rela dengan keadaan itu, setiap kali dia bercerita ia selalu menghempaskan tangis yang mendalam dengan luka hati padahal sahabatku ini telah berusaha mempertahankan hubungan cintanya, tetapi akhirnya semua kalap dan tak ada sedikit sisa cinta pun yang ada. Baiklah ku lanjutkan semua kisah cinta yang ia tulis di atas kertas-kertas yang kusam dan usang. 

bersamabung....

NOVEL SYH - Surat Yang Hilang 1


Buku Teori Dasar Editing Program Acara Televisi & Film (NEW)

Perkembangan dunia broadcast semakin menggeliat seiring perkembangan industri penyiaran kita, mencetak sumber daya manusia adalah bagian dari indutri ini agar dapat berkembang lebih berkualitas. Namun faktanya di sana masih banyak belum bisa menguasai teori secara mendalam akibatnya adalah penggarapan program acara tidak maksimal. EDITOR menjadi bagian penting dalam penggarapan produksi program acara tv dan film... nah buku yang satu ini hadir memenuhi ruang teori dasar seorang editor tv, film dan video.
Buku Teori Dasar Editing Program Acara Televisi & Film berisi :
  1. Pengantar Editing Televisi, Video dan Film;
  2. Dasar-Dasar Pengetahuan Editing;
  3. Pengetahun Teknik dan Nonteknik Editor;
  4. Teknik Editing Program Acara Televisi dan Film;
  5. Aspek-Aspek Editing – Dimensi Editing; serta
  6. Tips & Trik Bagaimana Memilih dan Membeli Komputer Untuk Video Editing.
Diulas secara detil dan singkat oleh penulis.

DATA BUKU
ISBN  978-602-99487-5-2 | isi : 120 Halaman | Penulis Anton Mabruri KN | Penerbit: Mind 8 Publishing House

Harga hanya Rp 55.000 belum termasuk ongkir (dapatkan diskon khusus hingga 30%)
Pesan dapat langsung ke: mind8prod@gmail.com atau contact ke nomor di bawah ini:
Official | WA 0878 8997 8001

Pembayaran dapat dilakukan ke:
No Rekening 6790092293 a.n Anton Mabruri BCA KCP Kebayoran Blok M

NOTE: Buku Tersebut TIDAK BEREDAR DI TOKO BUKU Pesan langusung ke alamat di atas atau kunjungi kami di mind 8 production alamat tertera di bawah. DISKON KHUSUS dengan pemesanan minimal.

More info:
Mind 8 Publishing House
Ruko Tran Depok Cyber Village No. R 26
Jl. KSU Kebon Duren Kalimulya
Depok Jawa Barat
Tel 021 2950 2660

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #3

Surat Yang Hilang
Eps : Sayang Sayangi Aku..

Adalah cinta yang akan menjadikan kita menyatu dalam biduk perjalanan panjang nan abadi. Cinta adalah tatanan hati yang setiap detiknya akan selalu memberi arti dan akan menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat, sebab ketika cinta yang tertambat dalam ruang jiwa melebur dalam satu gerak hati dan perasaan cinta akan berikan setiap pengorbanannya meskipun teramat berat ia harus lakukan.
Sayang... bukan cinta kalau setiap pengorbanan yang telah dilakukan menjadi bahan pertimbangan dan bahan pembicaraan, cinta akan selalu membutuhkan ruang dan waktu. Percayalah ketika cinta yang hadir dalam hati tak pernah diberi ruang dan waktu, cinta itu akan hilang dan musnah tertelan zaman.

Sayang… tentulah aku ingin dirimu menjadi yang terbaik seperti engkau mengharapkanku menjadi arjunamu yang setiap kali akan melindungimu dalam suka atau pun duka. Aku merasa aku harus menunggu lama untuk memulai samudera kehidupan yang sesungguhnya, apa yang sedang engkau fikirkan dalam ruang kalbumu? Telah aku tegaskan bahwa aku telah berjalan mencari sosok wanita sepertimu dan kali ini aku telah menemuimu dan mengapakah engkau masih ragu dengan diriku. Aku melihat ada keraguan yang tertanam dalam ruang jiwamu engkau merasa bahwa aku belum mampu untuk itu. Tak mengapalah sebab dengan keraguan itu pula engkau akan tahu siapa sesungguhnya cinta di hatimu? Aku mencintaimu bukan karena aku ingin memilikimu, tetapi aku ingin menjalani kewajibanku sebagai seorang lelaki yang harus mengantar wanita dalam kebahagiaan yang hakiki. Dan bukan untuk hanya sekadar melepas hasrat dan meninggalkan nilai-nilai ibadah yang dianjurkan dan bukan pula mengaharap engkau pun memberi sesuatu yang lebih untukku.

Sayang… satu keraguan dalam hatimu akan membawamu dalam perjalanan waktu sia-sia dan tak bermakna, padahal setiap waktu itu sangat berarti dalam perjalanan hidup. Sayang jika engkau tahu bahwa pengabdianmu dalam samudera kehidupan yang sesungguhnya kelak bersama pasangan jiwamu adalah kesejatian cintamu pada Allah SWT dan pada sesama manusia, sebab nilai kesempurnaan ibadahmu telah terpenuhi begitu pun dengan diriku.

bersambung

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #4

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #2

Surat Yang Hilang
Eps: Sayang Sayangi Aku..

..............
240405

“Sinaran jiwa yang telah redup
Memaksaku untuk berteriak memanggil namamu
Sedari awal perjalanan cinta itu indah
Bujuk rayu selalu bercumbu diantara kita

Aku bermimpi tentang kehadiran dirimu dalam sosok di kalbu
Adakah sisa cinta yang dapat aku puja dari dirimu
Dan sayang…, sayangi aku

Keegoanmu untuk tidak mengenalku lagi adalah sebuah pengingkaran diri yang amat sangat tidak bijak, aku berharap kepadamu engkau tahu apa yang sedang aku  rasa dalam pandangan kalbu yang tak dapat aku tepikan. Hasrat cintaku kepadamu terlalu tinggi karena aku yakin bahwa kamu adalah wanita pilihanku yang kelak akan menjadi pendamping hidup ini. Suatu hari aku ingin kamu menjadi seorang wanita yang bisa aku banggakan dalam kenangan yang tak pernah aku lupakan.

Sayang… ketika cinta yang begitu liar telah menemui engkau dalam buaian biduk kalbu, aku yang tersesat manakala aku memandang sosok cinta adalah hal yang sangat nista dan kotor. Lalu aku berkelana mencari sebuah jawaban atas sebuah kesetiaan yang tertanam dalam ruang kalbu seorang wanita. Begitu lamanya aku mencari meskipun awalnya aku tak  tahu bahwa sosok dirimulah yang kelak akan aku pilih untuk menjadi pendamping setiaku. Sayang… begitu luas samudera cinta yang terbentang, begitu banyak bidadari yang ingin aku miliki tapi aku adalah sang manusia yang memiliki keterbatasan dalam menyampaikan hasrat-hasrat hidup, aku sadar dan aku menyandarkan diri ini dalam kekuatan kesetiaan yang tak dapat aku uraikan satu demi satu. Betapa luas keagungan nilai yang tertanam dalam rangkaian jiwa sang setia. Aku adalah lelaki yang ketika menemui suatu masalah pasatilah ingin ada sesosok wanita yang menemani dan memeberi arti dalam setiap lafal kata, dalam setiap laku, dalam setiap gerak dan dalam setiap senyum yang tulus.

bersambung

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #3

JELAGA-JELAGA JIWA 4

Aku kembali teringat di masa kecilku aku sendiri tak tahu mengapa orang tuaku memberi nama Sandhy, Sandhy berarti rahasia, sehingga tak salah aku sendiri sering menjadikan hidup ini sebagai rahasia Tuhan dan akulah salah satu makhluk yang selalu mencari arti dan hakikat rahasia dari hidup ini.
“Cah bagus…kamu belum tidur ?” “Belum ngantuk kek…!”. Aku sedikit terkejut ternyata kakek tua itu belum tidur padahal dia sendiri telah meminta izin untuk tidur lebih awal tapi tak mengapalah.
“Cah bagus…!” Kakek tua mencoba memanggil namaku dengan cah bagus, sembari mengangkat tubuhnya yang telah renta untuk duduk bersandar, aku coba membantunya.
“Terima kasih Cah bagus…,” “Sama-sama Kek…”
Aku dan Kakek akhirnya duduk berdampingan memandangi pojok kota dan mendengarkan suara bisingnya motor di malam hari. Sunyi memang, tapi kadang ada beberapa anak muda yang gemar melakukan track motor di jalanan malam yang sepi. Mungkin seperti itulah cara-cara orang berduit menghabiskan uang, berbeda dengan aku dan kakek yang hanya bisa memandangi mereka dan hanya melongo.
“Cah bagus… hidup di dunia ini itu cuma sebentar, kakek tidak merasa…, tahu-tahu kakek sudah di batas usia yang uzur, rasanya baru kemarin kakek hidup ha…ha…ha…” Kakek melepas tawanya, hening pun terpecah seketika.
“Lihat…itu, mereka saat ini hanya bersenang-senang tapi sesaat lagi mereka akan hilang dalam sekejap,” kakek menunjuk pada sebagian anak muda seusiaku yang tengah bermain track motor.
“Criiii…..t brak…!!!” tiba-tiba salah satu di antara mereka jatuh menabrak trotoar, sebenarnya aku ingin menolong akan tetapi kakek melarangku
“Biarkan saja, itu adalah sebuah pelajaran hidup” Sepertinya kakek marah, wajar saja karena selama ia tinggal di pojok kota itu, telinganya selalu diusik oleh suara motor yang melengking. Di antara para pemuda itu ada yang berlarian untuk menolong rupanya luka yang diderita teramat parah, sebagian yang lain menyediakan mobil untuk membawanya ke rumah sakit, dari jauh aku hanya bisa berdo’a semoga tidak terjadi apa-apa.

“Cah bagus.., kakek dulu juga pernah muda, masa kecil dan masa muda kakek dihabiskan di kampung, waktu itu kakek hidup sebagai petani, kerjaan tiap hari kakek adalah mencangkul”
“Lantas kenapa kakek ada di sini”
“Itu rahasia Tuhan, kakek tidak pernah menduga kakek akan hidup sampai tua di sini.”
Mungkin benar juga apa kata kakek bahwa manusia hanyalah dapat merencanakan selebihnya Tuhan yang akan menentukan setiap perjalanan hidup manusia.
“Kakek saat itu hanya punya keinginan untuk berubah dari keadaan yang ada, tapi kenyataan menjadi lain kakek lebih banyak pasrah dalam menjalani hidup, padahal sikap pasrah tanpa dibarengi usaha tidaklah ada artinya”
“Bukankah kakek juga sudah berusaha” Aku mencoba menyeletuk
“Belum..belum maksimal, lha wong… Tuhan itu maha adil ko, mungkin inilah bentuk keadilan Tuhan yang Tuhan berikan kepada hamba-hambanya agar bisa hidup lebih ngabdi” Sambil menghisap lintingan rokok yang ia buat sendiri dari daun jagung yang dikeringkan, begitu nikmatnya kakek menghisap rokok yang ia buat sendiri sampa-sampai aku lupa asapnya telah mengepul di hadapan  wajahku dan sedikit menghalangi pandangan mataku melihat pojok kota itu.

Keheningan malam kembali terpecah saat dari balik pojok kota itu sebuah mobil sedan mewah berhenti mendadak, aku terus mengintainya sambil mendengarkan suara isapan rokok kakek yang persis di samping telingaku. “Brak…!!!” Suara pintu mobil yang ditutup dengan keras oleh si pemilik mobil itu, keluar lalu berjalan dengan cepat memasuki ruang yang ada pojok kota itu, sejenak aku membayangkan apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Seorang wanita dengan baju yang menggoda di papah keluar oleh pemilik mobil sedan itu, kemudian memasukkannya ke dalam mobil. Tak lama seorang pemuda keluar membawa botol minuman melempar kaca mobil “Prak…!!!,” kaca mobil itu terpecah. Bak aksi perampokan, pemilik mobil itu keluar dan menghajar habis pemuda yang melempar botol ke mobilnya, baku hantam pun terjadi seperti adegan film Hollywood. Tak ada yang mengalah dan tak ada yang mau dikalahkan ya setidaknya mirip dengan anggota dewan kita yang baku hantam di tengah sidang yang sedang berlangsung. Berbondong-bondong orang dari dalam keluar untuk menghentikan pertikaian antara entah siapa melawan siapa. Kakek dan aku hanya bisa diam dan menonton, aku sendiri tak punya kuasa atas apa yang sedang terjadi di depan Café Pojok itu, aku tahu nama café itu setelah kakek menceritakannya padaku. Si pemilik mobil itu pun segera masuk ke dalam mobilnya tancap gas dan segera pergi, perang bubrah itu berhenti dengan seketika dan sunyi kembali menguasai alam kota Jakarta di malam hari

“Mahapatih Anton” Rengas Pendawa,13 – 16 Januari 2006  

FULL CERITA 

JELAGA-JELAGA JIWA 3

Kepalaku, ku tundukkan sembari menyembunyikan senyum geli, mataku hanya aku lirikkan sedikit untuk mengetahui seperti apa wajah anak muda yang membentak-bentak kakek. Aku tersenyum karena memang pemuda itu GH (gila hormat) seperti para guru yang selalu marah-marah ketika anak muridnya tidak menyapa atau minimal tersenyum, padahal belum tentu para anak murid tidak memberikan senyum dan sapa karena sombong atau gensi, mereka tidak senyum dan sapa karena mereka takut atau kalau tidak mereka benci dengan cara-cara yang guru GH (gila hormat) tersebut lakukan. Bukankah senyum adalah diberikan dengan tulus ikhlas, bukankah senyum pula yang kadang membuat orang terkesima apalagi jika tersenyum kepada lawan jenis dan bukankah kesalahan diri pula yang kadang membuat orang lain enggan untuk tersenyum inilah yang lebih penting. Kadang seorang guru pun tega memberi nilai yang pas ketika anak muridnya tidak melakukan perintah yang ia suruh, sekali lagi kesalahan bukan pada murid akan tetapi kesalahan itu terletak pada diri sendiri, jadi koreksi diri ‘kan lebih baik dari pada harus jadi orang GH (gila hormat). Kesalahan semacam ini pulalah yang membuat lima tahun lalu aku bekerja di salah satu restoran makanan terkenal di Jakarta membuat aku muak dan benci, tapi sungguh aku tidak membenci apa pun kecuali watak yang melekat. Sang manajer itu GH alias gila hormat dan ingin selalu dihormati sedang dia sendiri tak bisa mengahargai setiap karyawannya, jadi bukan salah karyawan andai seorang atasan berbuat ceroboh seenaknya sendiri atau tak menghormati dan menghargai atasannya.

“Sopan santun..?” hatiku bergumam, rupanya pemuda itu menyuruhku untuk berlaku sopan di hadapannya, jiwaku kembali terusik oleh kata-kata tersebut. Harusnya dia sendiri yang wajib berbuat sopan terhadap orang tua seperti kakek.
“Hai..! kamu mau jadi jagoan di sini,” pemuda itu menanyaiku dengan nada keras, wajahku yang menunduk disengal oleh tangan pemuda itu, aku terjengkang jatuh, aku hanya diam karena aku memang bukan bermaksud untuk membuat keonaran di negeri yang sudah onar, di negeri antah berantah yang lucu, jadi apalah untungnya membuat api dalam kerangkeng api. Pemuda itu pun akhirnya pergi setelah meminta jatah dari kekek.
“Kakek pernah mencoba melawannya, tapi percuma karena akan membuat suasana tidak nyaman di negeri ini.”

Aku hanya terdiam aku merasa jiwa empati di hati ini kembali mencuat memilu “Mengapa keadaan seperti ini harus tercipta di negeri yang  memang sudah kalap, tak adakah Tuhan mengiba manusia-manusia lemah dan menghukum manusia-manusia keji”. Kakek yang sudah tak dapat menahan rasa kantuk dan lelahnya meminta izin untuk istirahat tidur di samping tempat aku duduk. Sejenak aku mulai tergoda oleh keindahan malam, di kejauhan langit hitam itu bintang-gemintang memberi isyarat bahwa malam telah larut. Aku kembali mengawasi pojok kota itu untuk mendapat sedikit gambaran dari KNPI Party, rupanya suasana semakin hening tak ada suara cekikikan wanita-wanita jalang dan pria-pria hidung belang. Keheningan yang menelusup dalam rangkaian kegelisahan jiwaku ini menerawang jauh, andai saja keadaan yang ada tak segera berubah mungkin peradaban budaya milik kita sendiri akan hilang tertelan oleh keegoisan doktrin yang buta. Dan sungguh wanita adalah rahasia Illahi yang Tuhan turunkan, wanita adalah simbol kebijakan ibu bagi para lelaki yang membutuhkan kasih dan sayang layaknya sang ibu yang mencintai anaknya. Air yang ada dibotol itu kembali aku minum aku habiskan aku butuh suplai oksigen apalagi begadang di sudut kota hingga larut malam, rasa kantuk itu mulai mengusikku tapi aku coba lawan dengan bermain bersama akal yang sedang menari-nari mencari makna hidup dalam kehidupan di kota Jakarta ini.

... bersambung ....

JELAGA-JELAGA JIWA 4

JELAGA-JELAGA JIWA 2

Terkadang rasa sedih yang ada jiwa mencuat keluar mengusik tatanan hati yang tenang, sepertinya malam akan mengungkap setiap memoar jiwa-jiwa yang luka. “Siapa yang salah ?” Jiwa ini kembali mengusik pertanyaan yang harus aku jawab sendiri, siapa yang salah tak ada yang salah, kesalahan adalah ketika kita mencoba memaksakan apa yang kita inginkan kepada orang lain. Mereka sebenarnya adalah korban dari setiap doktrin peradaban yang berjalan mengikuti zaman, kemudian muncul anggapan bahwa zaman terbagi menjadi dua persepsi yakni kuno dan modern. Zaman kuno adalah zaman di mana manusia akan dianggap kolot dan konvensional ketika cara-cara, gaya hidup dan tingkah laku yang kita lakukan masih itu-itu saja atau tidak mengikuti perkembangan zaman. Seseorang tak akan pernah mendapat legitimasi gaul ketika cara dan gaya hidup yang mereka lakukan tidak memakai dandanan yang norak, pakai rok mini, pakai tang top, pakai baju ketat yang menonjolkan lekuk tubuh yang aduhai, itu untuk wanitanya. Berbeda dengan pria legitimasi gaul adalah ketika di setiap sudut telinganya berlubang terpasang anting, hidung bertindik, seluruh tubuh bertato dan mengkonsumsi segala jenis NARKOBA. Ada persepsi yang keliru dari anak gaul di kota itu, sadar atau tidak budaya semacam itu adalah milik orang-orang kapitalis ibranis yang jenuh dengan aktifitas keseharian yang hanya kerja dan kerja tak mengenal hari libur, sehingga kadang cara pelampisan yang mereka lakukan adalah dengan free doing untuk sedikit melepas beban hidup yang terpikul.

“Cah bagus, sedang apa kamu di sini,” seorang kakek tua datang menghampririku, fikiranku kembali terpecah oleh usikan kakek tua itu. “Cah bagus…, kamu itu masih muda jangan banyak melamun dan menghayal nanti kamu seperti kakek yang hidupnya hanya lontang-lantung apa kamu mau ha…?”. Aku hanya tersenyum, kakek tua yang berjenggot panjang, baju yang lusuh dan dengan bau yang amat tidak enak duduk di sampingku, rupanya tak hanya fikiranku yang terusik tapi hidungku pun terusik oleh aroma tidak sedap dari tubuh kakek tua itu.
“Kakek mau minum ?,” aku coba tawarkan minuman yang aku pegang dengan menahan aroma yang tidak sedap itu, kakek itu menolak
“Ndak usah…, kakek sudah bawa minum sendiri”.
“Cah bagus…, kamu tahu ndak ini adalah tempat kakek hidup dan berteduh, ya..kira-kira sudah hampir seperempat abad lebih kakek menempati tempat yang kamu duduki itu” Sembari membuka lipatan kardus kakek melanjutkan dialognya bersama aku. Aku sedikit terkejut karena bagaimana mungkin kakek setua ini dapat hidup bertahan selama dua puluh lima tahun lebih.
“Hidup itu yang penting ngabdi, ndak usah neko-neko”
“Maksud kakek ?”
Aku belum mengerti makna apa yang tersirat dari kata-kata kakek tua itu, sejenak aku meninggalkan daya fakir yang sedang ku lakukan sebagai tanda pemeberontakan zaman. “Cah bagus…cah bagus…ngabdi itu ya ndak usah neko-neko”.
Kakek tua itu benar bahwa inilah kata kunci yang selama ini terpendam bahwa ketika manusia sudah mulai terusik dengan keinginan-keinginan maka saat itu pula rasa neko-neko itu muncul akibatnya rasa ngabdi atau mencintai kepada Sang Pencipta mulai terabaikan.
“Cah bagus…kakek telah menjalani kehidupan yang cukup lama di dunia ini, sudah tujuh puluh tahun lebih usia kakek sekarang, usiamu berapa ?”
“Dua puluh enam tahun kek”
“Wah…wah…wah..kamu masih sangat muda, cari ilmu sebanyak-banyaknya kamu ndak usah dulu mikirin keadaan negerimu sekarang, negeri ini letak kesalahannya pada orang-orangnya yang goblok dan tolol seperti kakek”.

Sebuah pertanyaan kembali mengusik di jiwa ini, mungkin ada benarnya juga apa kata kakek tua itu, tapi apakah aku mampu mewujudkan apa yang sedang aku fikirkan yakni untuk melanjutkan sekolah lagi saat ini saja tugas akhir yang sedang aku kerjakan sedikit menglami kesulitan. Sebagai seorang mahasiswa Broadcasting harus butuh banyak kreatifitas dalam membuat karya, tapi sayang dosenku memaksa untuk mengerjakan tugas akhir sesuai perintah.

“Cah bagus…ndak usah sedih, hidup ini ada yang mengatur serahkan saja semuanya kepada yang mengatur hidup, makanya hidup itu ya ngabdi”
Sambil melinting rokok, kakek melanjutkan nasihatnya, maklum sebagai orang tua harus sering berbagi nasihat kepada yang lebih muda agar yang muda pun mempelajarinya sebagai hikmah hidup yang tersirat.

Para begundal datang mengusik kakek dan keberadaanku yang sedang duduk menikmati malam yang semakin beku.
“Hai jompo..! mana jatah mu untuk aku, sudah tiga hari ini kamu tidak setor jatah ke aku”
Seorang pemuda gondrong bertato menanyai kakek dengan nada yang kaku dan keras, aku sedikit tersenyum aku berfikir aku sendiri gondrong tapi aku tidaklah sejahat mereka.
“Hai kek..! ini cucumu ya?, ajari dia sopan santun”

.... bersambung...

JELAGA-JELAGA JIWA 3

JELAGA-JELAGA JIWA 1

Foto by Anton Mahapatih
Aku Sandhy, seorang anak cucu Adam yang sedang mencari makna apa arti dalam hidup ini, begitu lamanya aku telah melanglang buana melintasi setiap sudut kota itu untuk mencari sedikit makna hidup dalam jiwa yang meronta ini. Satu keanehan datang menghadapku, malam itu, ya malam itu  aku ingat benar ketika itu aku tengah berjalan menyisiri sudut ruang kota Jakarta yang amat pikuk seolah tak ada kedamaian lagi di kota itu. Sengaja aku pojokkan tubuhku yang kecil ini untuk mengintai dari jauh aktifitas di pojok kota yang remang-remang. Seorang wanita cantik turun dari sebuah mobil datang menyapaku “Hai ngapain kamu, ngintip ya ?” tak ku hiraukan apa kata wanita cantik berbaju mini yang aduhai itu, apalagi aku yakin wanita itu mengira aku hanyalah anak baru gede yang sedang terusir dari rumah karena memang wajahku yang imut. Aku perhatikan terus apa yang terjadi di pojok remang-remang itu, seorang preman datang dari samping gang tempat persisnya aku duduk “Hai bloon ngapain di sini.., ini daerah kekuasaanku, tahu kamu…!” aku pun hanya menganggukkan kepala dengan sedikit ketakutan, preman itu pun berlalu begitu saja. Dari dua orang yang menemuiku aku merasa bahwa tempat yang sedang aku amati adalah sebuah tempat di mana orang-orang nihil jiwa melampiaskan semua masalah hidup walaupun mungkin di antara mereka pun ada yang mencari nafkah untuk hidupnya juga.

Jiwaku yang memang ingin mengerti petualangan malam di pojok kota besar seperti Jakarta, membuatku enggan untuk beranjak dari tempat duduk yang memang aku sendiri telah terusik oleh dua orang yang tak mengenalku dan aku sendiri pun tak mengenalnya, “Sebenarnya seberapa hebatkah jiwa para petualang malam itu, mungkinkah itu hanya sebuah pelampiasan kekesalan jiwa ataukah mereka telah menggelutinya sebagai profesi,” hati kecilku bergumam bertanya-tanya akan sesuatu yang memang telah menjadi kebiasaan mereka. Malam semakin larut, tapi entah kenapa suasana di pojok kota itu semakin ramai berbagai jenis mobil mewah mampir di tempat yang tak begitu luas tapi sangat ramai. Aku bangun dari duduk dan berjalan menuju pinggir jalan tepatnya menuju orang yang sedang berjualan minuman, aku haus sekali aku pun membeli minuman lalu aku kembali ke tempat semula. Aku lanjutkan untuk mengamati dan memperhatikan sesuatu di pojok kota itu, meskipun ini murni keinginanku bukan tugas kampus yang mengesampingkan hak-hak dari seorang mahasiswanya, yang ku tahu bahwa seorang mahasisiwa harus mengikuti apa kata dosen dalam mengerjakan tugas akhir kuliah, di sinilah sisi-sisi demokrasi telah sedikit terisolasi. Seorang mahasiswa tidak diberi ruang kreatif dalam mengerjakn tugas akhir, belum lagi masalah tanda tangan persetujuan dari dosen pembimbing yang kadang kala dipersulit juga, ya itu sedikit masalah kuliah yang aku sendiri khawatir dengan keadaan di pojok kota yang sedang aku amati. Aku merasa dari sekian banyak orang yang berkumpul di pojok kota itu pastilah ada seorang mahasiswa / mahasiswi atau bahkan lebih yang melakukan KNPI Party (Kissing – Necking – Putting – Injection) bersama dosen yang membimbing tugas akhir. Atas dasar itulah biasanya mahasiswa / mahasiswi yang bersangkutan mendapat legitimasi kelulusan dengan nilai yang memuaskan.

Tiba-tiba seekor nyamuk mengusik daya fikir yang sedang ku lakukan, aneh aku mendengarkan desah dan suara tawa cekikikan para wanita dari pojok kota itu, “Aku harus mendekat apa yang sedang mereka lakukan,” hati ini semakin berontak saja dan ingin tahu apa yang sedang terjadi. Ku tarik nafas dan menghempaskannya untuk menenangkan sedikit gelisah di hati ini, dari gang persisnya aku duduk sepasang muda-mudi keluar dari gang itu, dengan melakukan quick kissing, bercumbu mesra dan saling berpelukan layaknya sepasang temanten baru. Wajar saja aku muak ketika melihat sepasang muda-mudi yang lewat di dapanku, sepertinya mereka masih terlalu muda untuk melakukan hal yang belum patut itu apalagi di tengah malam. Rasa muakku aku lampiaskan kepada botol air minum yang sedang ku pegang, air yang ada di dalam botol itu aku minum lalu ku semburkan “Dasar gila…!!!.” Wanita belia yang sedang berjalan berpelukan dengan pria muda itu melirikku sinis, aku diam saja karena memang itu adalah haknya untuk melirik dan mengenalku walaupun hanya sepintas, tapi setidaknya biar hatinya sedikit terusik lalu berfikir dan sadar apa yang dilakukannya adalah sebuah tindakan bodoh. Bagaimana mungkin tubuh dan jiwa milik Tuhan itu, dengan bangga kita relakan dielus-elus, dipeluk-peluk lalu dicium-cium kemudian kita relakan untuk diapakan saja dengan alasan yang penting nikmat. Sayang oh sungguh sayang hidup yang hanya sekali ini kita sia-siakan begitu saja padahal masih ada sejuta harapan untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih dan berprestasi bagi negeri antah berantah ini. Pasangan muda-mudi itu pun akhirnya menuju tempat KNPI Party itu dilangsungkan, aku terus menatap tajam walaupun sesekali aku ingin mendekat dan mencari tahu apa yang sedang mereka lakukan.

... bersambung ...

JELAGA-JELAGA JIWA 2

SURAT ITU... 3

Yogyakarta. Pagi yang dingin aku sampai di stasiun kota Gudeg. Aku sendiri bingung hendak mencari ke mana, aku menepi ke sebuah musholla untuk mendirikan sholat dan berdo’a semoga aku dengan cepat menemkan Fa. Udara yang sangat dingin rasanya malas untuk keluar dari musholla, tetapi aku harus mencari Fa. Aku pun segera keluar dan menatap satu persatu penghuni satasiun kota Gudeg itu, tetapi tak satu pun orang yang aku kenal. Di seberang peron aku lihat para tukang ojek mengantri dan menanyai satu demi satu orang yang keluar dari stasiun.

Aku pun segera menuju ke sana. ”Mau ke mana mas? Ke Malioboro, atau Keraton?” seorang tukang ojek mananyaiku, aku pun cuek dan bingung dengan pandangan kosong. Sebab aku tak tahu harus mencari Fa kemana.

”Mas kalo ke Maliobro berapa ya mas?” akhirnya aku bertanya kepada salah seoarang pengojek. “Murah mas, cuma lima puluh ribu rupiah”
“Bisa kurang ndak mas?”
“Yo wis empat puluh yo mas, piye?”
“Yo wis..” tanpa pikir panjang aku pun mau.

Akhirnya pagi itu aku mengelilingi kota Jogja, suasana yang khas dengan lalu lalang berbagai macam kendaraan yang sama padatnya di kota Depok, kecuali andong dan becak yang sangat khas di kota gudeg ini. Tetapi di Jogja aku pikir lebih disiplin dan ramah para penduduknya. Berbeda dengan di kampung kelahiranku Brebes, huff... payah! Tetapi bagaimana pun Brebes adalah kota kecil terbaik yang aku cintai.
”Mas bentar lagi sampi ke Malioboro ya mas” Mas Ojek mengingatkan aku
“O ya...ya....” aku sedikit tersentak, mungkin karena aku begitu kagum pada peradaban kota yang satu ini, hingga aku lupa.

Tiba-tiba Mas Ojek berhenti ”Sudah sampai mas”
Aku pun segera turun,mengambil uang di saku celana dan segera pamit ”Matur nuwun ya mas” aku bereloroh saja.
“Mas...mas...!!!” “Ya... kenapa?” tanyaku.
“Itu helmnya” Segera ku raba kepala ternyata benar aku sampai lupa melepas helm.
”Wah...wah... aku sampai lupa mas, saking enaknya Jogja ini. Maaf ya mas”
”Ya... ya... ndak pa pa”

Petualangan segera aku mulai, meski jujur ini adalah pertama kalinya aku singgah di kota Jogja. Telah hampir 10 tahun aku tidak pernah ke Jogja. Banyak yang berubah, namun tetap asik Jogja adalah Jogja. Aku telusuri sepanjang jalan Malioboro dan ku amati satu demi satu orang-orang yang melintas di jalan itu, takter kecuali para wisatawan asing alias bule.

Persis di depan Pasar Beringharjo aku melihat sesosok wanita mirip Fa, segera ku kejar dan kupanggil-pangggil tetapi sosok itu tetap berjalan melaju sekenanya.

Akupun terus mengejar, hingga persis di dekatnya ku pegang bahunya dan kusapa ”Airin Fauziah...” Wanita itu hanya tersenyum manis ”Maaf saya bukan Airin” sergahnya.

Aku pun langsung tersipu malu dan tertipu, kukatakan ”Maaf... Mbak, saya kira Mbak, Airin Fauziah” Satu yang tak pernah ku lupa, Fa mempunyai ciri khusus di pipi kanannya ada sedikit tonjolan bekas luka waktu ia terjatuh dari motor bahkan ia pernah masuk rumah sakit.

Tak jauh dari Malioboro adalah keraton. Aku jadi ingat bahwa kampung kelahiranku pun memiliki kedaton atau semacam keraton letaknya persis di samping depan alun-alun kota Brebes, aku hanya menerka mudah-mudahan aku menemuai Fa di Keraton seperti pertama kali aku dan dia bertemu di alun-alun kota. Tak ku buang waktu percuma aku segera menuju Keraton. Sepanjang jalan aku tetap waspada dan terus menelusuri jejak Fa di kota Gudeg ini. Ku yakin benar setelah sampai didepan keraton aku akan menemui Fa di sana. Firasatku mengatakan sangat kuat di depan keraton di alun-alun aku akan menemui Fa.

Waktu terus melaju dan aku pun terus berpacu, meski lelah menghampiri tubuh ini aku tetap bertekad harus menemui Fa.
”Mas Firman ya...?!!” suara wanita dari balik pohon beringin, tetapi aku tak mengenalinya dan tak ku hiarukan. Aku begitu lelah dan ku sandarkan tubuh ini di antara pohon di depan Keraton. ”Mas...Mas...Mas Firman..!!!” suara itu kembali bersuar.
”Mas...Mas ini aku... aku... Airin Fauziah” Tubuhku yang lelah sontak terbangun aku mencari sumber suara itu, dan ternyata benar Fa telah ku temuai, aku haru aku terkejut dan segala rasa dijiwa ini meluap. Kini ia kelihatan langsing, tetapi rona pipi dan alis sabitnya masih saja menggodaku.
”Kamu ini kemana saja Fa?” spontan kata-kata itu muncul dari bibir yang sudah terasa kelu untuk berucap.
”Ya Mas... aku sekarang lagi melanjutkan kuliah di sini di Jogja”
”Ha... Kuliah!” aku terkejut.
”Iya... aku kuliah di Universitas swasta dekat UGM” Tak kusangka kepergiannya meninggalkan aku dan Sang Ibu di Brebes untuk kuliah.
Aku semakin kagum padanya.
”Ambil jurusan apa?”
”Aku ambil matakuliah sastra Inggris.., do’ain ya Mas 2009 aku selesai”
”Ya..ya...aku pasti do’akan”
”Dalam rangka apa Mas ke Jogja” Aku diam sembarimengajak jalan Fa mencari tempat yang nyaman untuk berbincang.
”Yang jelas aku ke Jogja mencari kamu... aku kemarin pulang ke Brebes dan menemui Ibumu, aku pikir Ibumu tahu kamu sekarang di mana. Ternyata Beliau pun tidak tahu keberadaanmu”
”Hemm” Fa hanya menawarkan senyumkepadaku.
”Aku benar-benar khawatir denganmu Fa”
”Mas sebenarnya Ibu sudah tahu, hanya saja aku yang bilang jika Mas Firman mencariku jangan dikasih tahu” Aku tidak yakin dengan apa yang diucapkan oleh Fa.
”Aku sengaja menghindar...” diam dan tiba-tiba Fa diam seribu bahasa kecuali senyum yang menyimpul.
Aku bersyukur aku dapat menemui Fa di kota Gudeg ini. ”Fa... aku jadi ingat pertama kali kita ketemu” Fa hanya tersenyum” Aku tahu Mas, di alun-alun kan?” Aku pun tersenyum kepadanya.

by Mahapatih Anton

SURAT ITU... 2

Brebes. Semua berlalu, setelahnya aku penuhi semua permintaanya kemudian ia pergi meninggalkan aku. Sebagai seorang yang masih mempunyai rasa cinta, akhirnya aku mencari jawab atas akhir dari semua ini. Aku pulang untuk menemui orang tuanya yang sudah sangat akrab denganku aku bertanya kepada Ibunya apakah Airin Fauziah pulang, sontak beliau pun kaget apa yang terjadi. Aku diam… menerawang jauh dalam angan yang tak dapat aku jangkau. “ke mana engkau Fa?” gumam dalam hatiku.

“Nak Firman…. Coba kamu cari Airin” sergah sang Ibu kepadaku Aku hanya mengangguk dan mengiyakan saja.
”Ibu juga sudah tidak pernah tahu keberadaan dia yang sesungguhnya, memang dia pernah menelpon tapi tak pernah memberi kabar ada di mana dia. Kamu harus cari dia nak Firman”
”Baik Bu...” Segera aku pamit untuk melaksanakan permintaan Sang Ibu.

Aku tahu benar bagaimana Ibunya sangat percaya kepdaku dan begitu baik terhadapku. Aku tak ingin mengecewakan Ibu, meski ia bukan Ibu kandungku. Ku temui semua taman-taman Fa, tetapi tak satu pun yang tahu. Untuk mengenang awal cinta ini bersemi aku pergi singgahi alun-alun kota Brebes, di tempat itu aku pertama kali bertemu dan mengagumi Airin Fauziah. Gadis cantik bekulit kuning langsat beralis bulan sabit, ia teramat cantik. Aku kembali ke sudut-sudut kota mencari Fa, di setiap sudut kota ku coba jelajahi seperti sang detektif yang menyamar sebagai pemulung sampah kesana kemari ku lihat satu demi satu tatapan wajah-wajah orang.

Sembilan hari aku mancari Fa… namun tak aku temui wajah Fa, dalam jiwa aku terus bergumam “ke mana ia pergi?”. Aku hanya ingat bahwa ia sering mengatakan akan pergi ke kota gudegYogyakarta. Tanpa fikir panjang aku pun segera melesat menuju kota Gudeg.

... bersambung...

SURAT ITU... 3

SURAT ITU... 1

Depok. Secarik surat itu telah aku terima darinya, seseorang yang selama ini aku damba untuk menjadi permaisuri yang ‘kan menemani aku dalam kesunyian seorang diri di sebuah tepi kota yang pikuk. Huff…. Rasanya baru kemarin aku menyapa kota pinggiran ini rasanya aku baru saja dapat menyapa kesejukan udara pagi di kota ini, tetapi kini telah berubah menjadi peradaban yang katanya modern.

Banyak henyak tanya yang inginaku utarakan pada senja pagi ini... Ada apa dengan ketulusan yangpernah aku utarakan lewat kata-kata indah, sementara sang permaisuriku pergi tinggalkan kenang yang mendesak aku menuliskan secarik kertas meski sampai sekian lama tak pernah aku kirimkan surat yang aku buat untuknya. Indah terasa saat aku pertama singgahi kota yang kini telah berubah, alasan yang kuat hingga aku ingin berkecimpung di kota ini aku ingin menjadi yang pertama menyejukan kota ini. Minimal menyejukan hati orang-orang yang tengah gundah dilanda asmara seperti diriku. Aku sendiri tak tahu kabar sang permaisuri hati yang kini telah tinggalkan kampung yang dulu aku dan dia berbagi kisah.

Engkau yang memulai untuk semua ini, padahal aku selalu mencoba menyapamu dalam untain bait-bait cinta yang teramat indah. Engkau rupanya memilih dan aku tak dapat memilihmu sebagai permaisuri. Meski aku sadar kau wanita, bagi seorang lelaki engkau harusnya mematuhi apa kata sang lelaki, rupanya zaman telah berubah wanita akan patuh pada sang lelaki jika sang lelaki memiliki banyak harta. Tetapi aku hanyalah seorang pelukis dan penulis puisi kecil dan belum bisa menghasilkan banyak uang.

Tatanan yang ada kini bahwa aku seorang lelaki tak dapat memaksakan diri untuk memilih dan memilih. Aku sedikit pikun, namun aku akan sangat sakit bila aku menemui wanita cantik seperti dirimu lagi. Hatiku berontak aku ingin kembali menyapamu dan jika perlu mencarimu kemudian aku mengajakmu ke suatu tempat yang pernah menjadi kenangan indah bagi kita.

Sayang…betapa pun dirimu jauh aku tak mampu melupakan dirimu. Engkau yang terindah dan terbaik yang pernah ku kenal. Indah tinggallah kenangan,kau atau pun aku tak mampu merajutnya kembali. Tak ada alasan yang jelas mengapa engkau tinggalkan aku dalam kesendirian di kota ini, engkau tahu bahwa hatiku guncang dan tak menentu untuk menentukan arah tujuan hidup yang kini aku jalani. Aku butuh kau… tapi sudahlah. Aku ingin menyudahi semuanya tanpa luka. Biar engkau menjadi milik orang yang benar-benar engkau cintai… asalkan engkau tak mengulangi kembali kata-kata “aku menyesal…” Tidak! kau harus jalani kehidupanmu tanpa aku, kecuali pria yang telah menjadi pilihanmu.

Semula kau telah meyakinkan aku dalam debat yang panjang di sebuah teras rumah ini. Engkau memilih dan memutuskan semua dan semaumu, beginikah caramu mengakhiri semua kisah yang kita rajut sejak dahulu. Aku tidaklah meminta belas kasih darimu apalagi meminta kau untuk kembali. Aku akan jalani hidup ini tanpamu. Betapa pun, jika kau ingat kembali begitu indah kisah cinta yang kita rajut, aku masih ingat saat aku pertama mengenalmu kau mengenakan baju putih dengan rambut hitam memanjang terurai ke bahu, bibirmu yang merah merona serta alis matamu yang tebal… aku terpesona… aku terpedaya... kau beri aku senyuman. Tetapi mengapa kau kini tinggalkan aku sendiri di tepian kota ini yang kini telah menjadi sangat pikuk. Apalagi sejak kepergianmu aku kehilangan segalanya.

Malam itu dalam suasana rintik hujan yang awet dan sesekali kilatan petir yang saling bersahutan aku dan dia bertengkar, ia memintaku untuk melupakannya tanpa alasan yang jelas, hanya sacarik kertas berwarna merah jambu yang ia sodorkan kepadaku. Di depan teras rumah itu ia terseguk menangis untuk menyudahi kisah asmara kita.

“Sepertinya hubungan kita sampai di sini saja”
“Apa maksudmu? apakah kau telah mencintai hati yang lain” Tanyaku
“Cukup… kita mending sampai di sini saja”
“Fa... Apa maksud kamu…!”
“Mas jika memang kau menyayangi aku,aku minta tinggalkan aku” Malam itu ia sangat memaksaku untukmangakhiri kisah cintanya, hmm… aku tak mengerti.

Bersambung...

SURAT ITU ... 2

Novel Surat Yang Hilang Lelaki di titik nol - Sayang Sayangi Aku.. 1

Oktober, remang-remang malam menemani kesendirianku, lampu di kamarku sengaja tak ku nyalakan dengan terang. Ketenangan hati terus terusik sesaat setelah setengah jam yang lalu aku menerima telpon dari kekasihku lewat handphone.
“Malam sayang…, lagi ngapain?“,
“lagi telpon kamu“ jawabku, “iiih…! Capek deh, maksudku kamu di situ lagi ngapain?”, selalu saja aku jawab dengan berbelit-belit.
Malam itu kakasihku mengajak bertemu besok pagi dan meminta aku untuk membawakan buku novel yang berjudul “Witing Tresno”. Demi kekasihku, aku segera mencarinya di antara  tumpukan buku koleksiku di bawah lemari baju. Sebenarnya tak ada yang cukup mengejutkan  malam itu andai aku tak menemukan bendelan kertas kusam dengan tulisan yang  kusam pula disekitar tumpukan buku tersebut. Aku sedikit terbelalak,  firasatku mengatakan bahwa catatan itu bukanlah milikku sebab aku tak pernah merasa menyimpan kertas-kertas yang sudah cukup lapuk.

Aku berjalan menuju pijar lampu untuk memastikan tulisan siapa, dalam hati aku terus bertanya-tanya siapa sebenarnya pemilik kertas tersebut. Sungguh…, malam itu aku larut bersama kertas lusuh tersebut. Kenangan demi kenangan indah terlintas kembali di mana setahun yang lalu sahabatku yang tinggal di kamar kost sebelah selalu saja hadir bersama di kamaraku ini, ia selalu menceritakan jalinan asmara yang pernah ia jalani bersama kekasih-kekasihnya. Bermodalkan wajahnya yang tampan membuat beberapa wanita takluk padanya, namun ia sangat menjaga diri dan selektif dalam menjalin hubungan dengan seorang wanita. Tutur katanya yang santun dengan gaya ketawanya yang renyah membuat ia banyak dikenal oleh teman-temannya di tempat kerja dan kampusnya.

Aku ingat benar masa-masa indah saat ia jatuh cinta kepada seorang Maya gadis kamar sebelah, sahabatku ini sangat menyayangi Maya hingga ia kadang rela mengorbankan apa saja demi cintanya kepada Maya. Aku juga ingat ketika jalinan cintanya mulai memudar, fikiran dan jiwanya sangat tertekan bahkan ia selalu mengatakan bahwa ia ingin pergi untuk selamanya. Ternyata semua itu benar ia pergi hingga sekarang aku tak dapat menemuinya kembali, kecuali Maya yang masih sering ku lihat. Kenangan indah bersamanya pun kembali terlintas saat-saat kami masih tinggal satu kost, bercanda ria dan terkadang larut dalam kesedihan. Maafkan sahabatku aku tidak tahu harus berbuat apa untukmu aku hanya dapat menuliskan kembali semua risalah cintamu. Semoga engkau merestuinya… sampai hari ini aku masih sangat kehilanagan dirimu sahabatku. Kira-kira inilah kisah cinta yang pernah ia rasakan bersama Maya, baiklah aku awali saja semuanya.

240405 .... bersambung

Novel SYH - Sayang Sayangi Aku.. #2


Start Work With Me

Contact Us
Mahapatih Anton
+62 818 1898 4342
Kota Depok, Jawa Barat