“Nak Firman…. Coba kamu cari Airin” sergah sang Ibu kepadaku Aku hanya mengangguk dan mengiyakan saja.
”Ibu juga sudah tidak pernah tahu keberadaan dia yang sesungguhnya, memang dia pernah menelpon tapi tak pernah memberi kabar ada di mana dia. Kamu harus cari dia nak Firman”
”Baik Bu...” Segera aku pamit untuk melaksanakan permintaan Sang Ibu.
Aku tahu benar bagaimana Ibunya sangat percaya kepdaku dan begitu baik terhadapku. Aku tak ingin mengecewakan Ibu, meski ia bukan Ibu kandungku. Ku temui semua taman-taman Fa, tetapi tak satu pun yang tahu. Untuk mengenang awal cinta ini bersemi aku pergi singgahi alun-alun kota Brebes, di tempat itu aku pertama kali bertemu dan mengagumi Airin Fauziah. Gadis cantik bekulit kuning langsat beralis bulan sabit, ia teramat cantik. Aku kembali ke sudut-sudut kota mencari Fa, di setiap sudut kota ku coba jelajahi seperti sang detektif yang menyamar sebagai pemulung sampah kesana kemari ku lihat satu demi satu tatapan wajah-wajah orang.
Sembilan hari aku mancari Fa… namun tak aku temui wajah Fa, dalam jiwa aku terus bergumam “ke mana ia pergi?”. Aku hanya ingat bahwa ia sering mengatakan akan pergi ke kota gudegYogyakarta. Tanpa fikir panjang aku pun segera melesat menuju kota Gudeg.
... bersambung...
SURAT ITU... 3
0 Comments