“Sopan santun..?” hatiku bergumam, rupanya pemuda itu menyuruhku untuk berlaku sopan di hadapannya, jiwaku kembali terusik oleh kata-kata tersebut. Harusnya dia sendiri yang wajib berbuat sopan terhadap orang tua seperti kakek.
“Hai..! kamu mau jadi jagoan di sini,” pemuda itu menanyaiku dengan nada keras, wajahku yang menunduk disengal oleh tangan pemuda itu, aku terjengkang jatuh, aku hanya diam karena aku memang bukan bermaksud untuk membuat keonaran di negeri yang sudah onar, di negeri antah berantah yang lucu, jadi apalah untungnya membuat api dalam kerangkeng api. Pemuda itu pun akhirnya pergi setelah meminta jatah dari kekek.
“Kakek pernah mencoba melawannya, tapi percuma karena akan membuat suasana tidak nyaman di negeri ini.”
Aku hanya terdiam aku merasa jiwa empati di hati ini kembali mencuat memilu “Mengapa keadaan seperti ini harus tercipta di negeri yang memang sudah kalap, tak adakah Tuhan mengiba manusia-manusia lemah dan menghukum manusia-manusia keji”. Kakek yang sudah tak dapat menahan rasa kantuk dan lelahnya meminta izin untuk istirahat tidur di samping tempat aku duduk. Sejenak aku mulai tergoda oleh keindahan malam, di kejauhan langit hitam itu bintang-gemintang memberi isyarat bahwa malam telah larut. Aku kembali mengawasi pojok kota itu untuk mendapat sedikit gambaran dari KNPI Party, rupanya suasana semakin hening tak ada suara cekikikan wanita-wanita jalang dan pria-pria hidung belang. Keheningan yang menelusup dalam rangkaian kegelisahan jiwaku ini menerawang jauh, andai saja keadaan yang ada tak segera berubah mungkin peradaban budaya milik kita sendiri akan hilang tertelan oleh keegoisan doktrin yang buta. Dan sungguh wanita adalah rahasia Illahi yang Tuhan turunkan, wanita adalah simbol kebijakan ibu bagi para lelaki yang membutuhkan kasih dan sayang layaknya sang ibu yang mencintai anaknya. Air yang ada dibotol itu kembali aku minum aku habiskan aku butuh suplai oksigen apalagi begadang di sudut kota hingga larut malam, rasa kantuk itu mulai mengusikku tapi aku coba lawan dengan bermain bersama akal yang sedang menari-nari mencari makna hidup dalam kehidupan di kota Jakarta ini.
... bersambung ....
JELAGA-JELAGA JIWA 4
0 Comments