HEMAT [KOK] PANGKAL KAYA
Kalau ditanya kapan kamu tahu kata-kata mutiara ini "hemat pangkal kaya". Kalau saya sejak di bangku Madrasah Ibtidaiyah (SD) saya lihat tulisan itu menempel di dinding kelas entah siapa yang menempelkannya. Hingga di bangku SMA pun kata mutiara itu masih sering saya lihat. Akhirnya sejak itu saya coba terapkan, tapi biar pun sudah hemat tetap saja saya tidak kaya saat itu.
Jadi kata-kata itu menurut saya salah besar, harus diganti. Apa hubungannya hemat kemudian menjadi kaya, kalau mau kaya ya bekerja keras (usaha/bisnis, jadi karyawan) bukan menghemat. Boleh jadi gegara kata-kata ini ortu dan guru kita selalu melarang menggunakan sepeda baru yang baru dibeli, alasannya nanti rusak. Kan biar hemat.... Katanya... 😁. Pantes saja kita belajar naik sepeda tidak bisa-bisa, pun yang lain misal kita belajar komputer juga tidak bisa-bisa wong gurunya melarang memakai karena alat baru, nanti rusak. Hemat katanya...
Barangkali ini pula yang membuat kita malas bekerja, pokoknya kalau mau kaya ya hemat. Apa coba?, kenapa coba?, hehhee.. Saya ngopi dula biar bisa mikir. 😁
Bagi saya orang ingin kaya itu bekerja, bukan berhemat. Apalagi iklan bank juga kadang menyesatkan kita ini disuruh nabung biar kaya. Mbokya sekali-kali bank bikin iklan ayo kerja keras dan semangat biar kaya. Bagaimana mau nabung wong kerja saja tidak, bagaimana mau kaya wong kerja juga tidak, bagaimana kita mau hemat wong yang dihemat juga kerjanya pengangguran.
Hemat kok pangkal kaya. Kerja keras tuh baru kaya. Hihihikkkssss ngupi dulu yuk... ☕😂
0 komentar:
Post a Comment