-->

Sunday 8 March 2020

Hakikat Arti Kata Halayambooh

Misalnya ada cerita begini “..... Dua orang warga Depok terkena virus corona (covid 19), keduanya terpapar virus setelah berinteraksi dengan orang Jepang yang diduga orang Jepang tersebut juga terena virus corona. Namun beredar kabar kedua orang tersebut hanya terkena thypus”. Dengan cepat kabar ini tersebar, kira-kira kamu akan menanggapi berita tersebut bagaimana? Kalau saya akan jawab “Halahyambuh”.

Datang berita kedua “.... Kemarin itu aktris film yang main film Pengabdi Setan, Tara Basro foto bugil dan disebar di media sosial tweeter. Itu maksdunya apa ya. Orang kok ada-ada saja”. Kira-kira apa jawaban kamu tentang berita ini? Hehehe.. kalau saya akan jawab “Halahyambuuh”. 

Tak lama datang berita tentang demo, tentang banjir, tentang bentrokan dan tentang semua peristiwa di permukaan dunia ini. Semua akan saya jawab “Halahyambuuh” sambil muncarattt.

Kok jawabnya selalu “halahyambuh” sih? Kamu pun bertanya kepada saya.

Begini, dalam tatanan masyarakat Jawa (bukan sukusime) ada beberapa istilah yang menjadi sebuah identitas pernyataan sikap pada suatu peristiwa, informasi dan lain-lain. Salah sijinya adalah “Halahyambuuh”, kata-kata ini menunjukan sikap sekaligus penegasan sikap terhadap sesuatu yang belum tentu absah kebenaran suatu peristiwa, infromasi dan berita. Maka jawaban orang-orang Jawa akan bilang “Halahyambuuh” yang artinya wallahu a’lam (Hanya Tuhan Yang Tahu). Saat kita mengatakan “Halahyambuuh” itu sebenarnya kita sedang memasrahkannya kepada Sang Pencipta Pemilik Kebenaran.

Makin sering mengatakan “Halahyambuh” pada suatu berita, infromasi, atau peristiwa yang belum tantu kebenarnya atau mungkin sudah terdapat kebenarannya, sejatinya kita sedang membiarkan sebuah kebenaran berjalan pada kehaikikian yang benar. Seorang Kiai dan Ustadz saja ketika berceramah panjang lebar dengan menyebutkan dalil-daliil dari sebuah kitab akan selalu diakhiri dengan kalimat “Wallahu a’alam bish shawab” sebagai bukti tidak mengklaim bahwa kebenaran itu milik dirinya. Kecuali Ustadz yang ono ya yang lulusan S3.. hehhee...

Saya dulu masih ingat saat saya sedang bercerita kepada teman, saudara dan kerabat sering mendapat jawaban “Halahyambuh” setelah saya bercerita panjang lebar. Toh saat itu saya tidak marah atau tersinggung, justru membuat saya terpacu untuk mencari data fakta yang sebenarnya. Di masyarakat Jawa juga, bila ada diantara kita membicarakan cacat tetangga, saudara dan teman pun akan ada sanggahan kata-kata “Halahyambuh”. Sebab kita memang sedang diajari untuk tidak membincangkan kekurangan orang lain. Kata “Halayambuh” itu menunjukan kamu itu jangan sok tahu dan lebih baik introspeksi diri.

Jadi kalau ada hoax yang menyebar katakan saja “Halahyambuuh”.

Kecuali satu kalau ada ajakan ngopi dengan saya, tidak akan pernah saya katakan “Halahyambuuh”. Sebab kopi itu hakikat kebenaran.. hahahaha.. teuteutep.

Web ini dikelola oleh Admin. Anton Mabruri adalah seorang Filmmaker | Broadcaster | Penulis | Content Creator. Ia hanya ingin MEMPERBAIKI INDONESIA.

0 komentar:

Post a Comment

Start Work With Me

Contact Us
Mahapatih Anton
+62 818 1898 4342
Kota Depok, Jawa Barat