Klu (Clue) dari film ini adalah, jika kamu ingin menonton film dengan gaya teater yang kental, tontonlah film ini. Tidak cukup secuil film ini akan saya bahas, namun saya sudah kasih klu atau kata kunci dari film tersebut. Jika dilihat dari dua unsur pembangun film yakni unsur naratif dan unsur sinematik film Cruella sangat berhasil menuturkan dua unsur tersebut. Pun aspek utama seni film yakni apa yang disebut dengan miss en scene (segala hal di depan scene) film ini sangat berhasil.
Unsur naratif film tersebut itu yang mana sih? Saya anggap kamu sudah tahu apa yang disebut dengan unsur naratif dari film, yaps benar unsur naratif adalah unsur cerita dari film tersebut. Keberhasilan cerita biasanya ditandai dengan suksesnya film tersebut dalam menyajikan tiga babak secara utuh yakni babak perkenalan (ACT 1), babak konflik (ACT2) dan babak penyelesaian (END). Cruella berhasil membawa babak demi babak dengan sangat fantastis, ditambah cerita yang dibuat adalah multiplot tidak satu alur cerita saja.
Cara bercerita di babak perkenalan penonton dibuat cepat namun dengan mudah memahami cerita yang disajikan. Dimulai dengan melihat kehidupan Estella muda (Tipper Selfert-Cleveland) yang tinggal bersama ibunya (Emily Beecham), di sekolahnya bahkan Estella digambarkan seorang anak nakal yang genius, saban hari membuat masalah di sekolah. Cerita beralih ke alur cerita ibunya yang berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ia dan ibunya pergi meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke London.
Tetapi suatu peristiwa tragis terjadi yang menyebabkan ibu Estella terbunuh. Estella muda pun akhirnya tinggal di London sendirian lalu bertemu dengan Jasper (Joel Fry) dan Horace (Paul Walter Hauser) yang juga yatim piatu. Sedikit menggambarkan bekal kenakalan mereka bertiga yang berprofesi sebagai pencopet hingga dewasa, namun Estella tidak lupa dengan mimpi besarnya untuk menjadi perancang busana.
Dan inilah babak konflik (ACT 2) di sini multiplot pun dimainkan oleh penulis cerita, jika tidak menonton dengan seksama saya pastikan penonton akan sedikit terkecoh.
Di ACT 2 (babak 2) ini Estella akhirnya dapat bekerja dengan perancang busana paling bergengsi di London, The Baroness (Emma Thompson). Dan setelah mengalami berbagai macam peristiwa, Estella memutuskan untuk bisa maju dalam dunia fesyen dan mengalahkan bosnya, ia harus tampil dengan persona baru yang dibuatnya, Cruella.
Kisah Cruella pun dimulai dengan kilas balik yang membentuk cerita latar belakang dari kehidupan Cruella itu sendiri. Lalu adegan di masa mudanya tersebut dengan cepat beralih ke tahun 1970-an di London di era punk rock mulai berkibar di Inggris.
Nyatanya pilihan menempatkan Cruella di era 70-an boleh dibilang merupakan suatu hal yang cerdik. Masa ketika dimana "fashion punk" mulai berakar dan sentimen anti kemapanan mulai menguat terutama di kalangan anak-anak muda di era itu.
Di babak ini, Anda akan menyaksikan bagaikan sebuah pertunjukan teater yang maha asik luar biasa terutama akting yang dipersembahkan oleh Emma Stone. Stone begitu piawai menempatkan dirinya untuk berganti peran dengan kepribadian yang terbelah, seakan dengan begitu mudahnya ia mengubah karakter antara Estella yang baik hati serta lembut dan Cruella yang haus kekuasaan dan pendendam.
Di sinilah keberhasilan seorang sutradara dalam mengarahkan pemain, di mana satu tokoh mampu bermain dua karakter berbeda hingga ending.
Ending (babak 3) pun masih konsisten dengan jalan cerita bak pertunjukan sebuah teater. Cruella berhasil membalas dendamkan ibu angkatnya dengan membunuh ibu kandungnya sendiri, sekaligus bos di tempat dia bekerja.
Bagaimana dengan unsur sinematik dalam film ini? Film Cruella ini menurut hemat saya adalah film dengan berbiaya cukup mahal sekaligus film dengan riset tokoh, lokasi, kostum wardrobe, dan musik yang cerdik, menawan dan mewah. Walau dalam setting yang digunakan era 70an yang cukup kumuh dan terbatas namun di film tersebut secara sinematik tak terlihat kumuh dan terbatas justru sebaliknya sangat mewah dan menawan.
Perpaduan color look, pemain, setting, musik, dan editing yang baik adalah menjadi keberhasilan dalam film Cruella. Inilah indikator penggunaan mise en scene dalam film yang cukup sukses.
Saya bahkan dibuat terkejut di adegan-adegan awal, yang hampir semua gaya pengambilan gambar (camera angle, size shot dan camera movement) bisa dikatakan cukup progressif dan segar, walau acuan visual bergaya sinema Perancis namun sepanjang film ini bercerita lebih bercita rasa Amerika Film.
Pergerakan pemain dengan segala setting dan kostum yang melekat nampak sempurna masuk di era 70an. Editing visual sangat konstruktif, walau film ini digarap dengan multiplot dan maju mundur namun gaya editing di film ini justru menarik. Penggunaan transisi untuk perpindahan dari waktu ke waktu dari Estella ke Cruella nayaris sangat lembut.
Secara umum film ini dimaksudkan sebagai sebuah otobiografi/biopic Cruella sebagian besar tampil ciamik dan didukung dua hal: naratif dan sinematik yang mewah dan menawan.
==========
Biografi (sering diistilahkan biopic: biografy picture) secara umum merupakan pengembangan dari genre drama dan epik sejarah. Film biografi menceritakan penggalan kisah nyata atau kisah hidup seorang tokoh bepengaruh di masa lalu maupun kini. Film biografi umumnya mengambil kisah berupa suka duka perjalanan hidup sang tokoh sebelum ia menjadi orang besar atau keterlibatan sang tokoh dalam sebuah peristiwa besar.
oleh Mahapatih Anton
Sutradara | Penulis | Praktisi Seni Audio Visual