-->

Tuesday 18 May 2021

Hari ini, Sekolah itu gak penting

“Menurut saya sekolah itu enggak penting, kok bisa?”


Sejak pandemi menjamah bumi ini semua pola hidup berubah seketika dan mendadak, segalanya dipaksa masuk ke dalam IoT (Internet of Things) dan bersifat virtual. Apalagi negeri ini yang masih mayoritas lebih suka manual dan konvensional tiba-tiba diajak untuk menjamah dunia yang serba otmatis dan online (IoT). Para pekerja dipaksa bekerja dengan WFH (Work Of Home - online) dan para pelajar/mahasiswa/i dipaksa belajar dengan online (Zoom, G-Meet, G-Class dan lain-lain), semuanya gagap sebab tak satu pun kantor dan sekolah/kampus yang sebelumnya menggunakan tata cara dan istilah-istilah tersebut. 


Baiklah saya tidak akan bicara di ranah industri atau pekerja, yang akan saya bahas adalah mereka para pelajar dan mahasiswa/i yang belajar secara daring (online), apakah semua berjalan dengan baik? 


Dalam benak hati saya berfikir, sebenarnya keberadaan sekolah/kampus untuk saat ini tidaklah penting. Bagaimana tidak, semua hal hari ini bisa dipelajari via online di Google, YouTube dan media sosial lainnya. Jadi apa fungsi guru/dosen saat ini? Apa fungsi sekolah/kampus saat ini? pada kenyataannya semua hal bisa dipelajari via internet secara online dan mandiri. Tinggal buka video, teks atau foto tinggal ikuti/baca lalu praktik dan langsung bisa. 


Makanya saya tidak pernah heran jika ada anak-anak muda yang tanpa sekolah atau belajar di sekolah tetiba bisa ngehack, bisa membuat sesuatu, bisa merakit ini itu, bisa memperbaiki ini itu, dan banyak hal lain yang bisa diperoleh dari internet. Lalu apa guna sekolah/kampus? Dan apa guna Guru/Dosen? 


Perubahan fundamental pendidikan harus secara serius dibenahi, jika tidak maka yang terjadi adalah generasi yang lahir tanpa guru dan tanpa lembaga sekolah. Dan ini sudah terjadi dan akan berlangsung seterusnya. 


Fungsi guru/dosen saat ini mestinya harus berubah menjadi mentor dan motivator, tidak bisa lebih dari itu. Ilmu seorang guru/dosen sadar tidak sadar kini semuanya telah tersimpan lebih luas di dalam server/big data IoT, dan mereka (guru/dosen) tidak lebih pintar dari seorang murid. Harus diakui itu. 


Guru/dosen dengan tipe yang masih saja menerapkan pembelajaran mendikte apalagi marah-marah, pelan-pelan akan dijauhi oleh murid-murid dan mahasiswa/i-nya. Catatan juga, sistem belajar daring bisa dikontrol dengan mentoring terstruktur menggunakan fasilitas tersedia bejibun di internet dan bisa dioperasikan melalui smartphone. Sayangnya ini juga belum banyak dilakukan oleh guru/dosen. 


Lembaga sekolah yang mempunyai gedung dan bangunan pada akhirnya hanyalah sebuah tempat wisuda dan tempat pertemuan semata. Ke depan mestinya harus ada lembaga pendidikan yang membuat bangunan gedung lengkap dengan fasilitas bermain, bukan lagi fasilitas belajar. Sebab belajar itu bisa dilakukan di mana saja, bahkan jika pandemi ini berakhir pun tetap bangunan gedung sekolah/kampus hanya akan menjadi rumah hantu. Oleh sebab anak-anak hari ini telah lebih suka belajar menggunakan internet dan menyendiri di rumah, di tengah sawah, di tepi sungai dan berbagai tempat. Bangunan gedung akan tetap dapat digunakan kecuali jika diubah menjadi tempat bermain/sosialisasi nyata. 


Sekali lagi saya katakan guru/dosen, gedung sekolah/kampus dan fasilitas lain di dalamnya tidak menjadi bermanfaat apa-apa kecuali diubah fungsinya. 


Selamat datang sekolah bermain dan kampus bermain.


Anton Mabruri KN 

Ketum AGBI | Penulis | Filmmaker | Conten Creators 

Web ini dikelola oleh Admin. Anton Mabruri adalah seorang Filmmaker | Broadcaster | Penulis | Content Creator. Ia hanya ingin MEMPERBAIKI INDONESIA.

0 komentar:

Post a Comment

Start Work With Me

Contact Us
Mahapatih Anton
+62 818 1898 4342
Kota Depok, Jawa Barat