Musibah Terbesar Di abad Ini
Mencermati dan membaca media (media cetak & media elektronik) selalu membuat gemetar dan membuat kita mulai membagikan (baca: share – copas 'copy & paste') apa yang sedang terjadi di luar sana, di dinding kamu. Biar kelihatan aktivis katanya. Ada yang dengan bangganya, bahwa junjungan dan panutannya yang dipuja-puja hingga berbuih-buih bahwa dialah yang paling benar paling hebat. Di sana ada pula yang dengan membela dirinya bahwa junjungan kamilah yang paling benar paling hebat, sehingga tidak mudah menerima pendapat dari orang lain. Dua aliran paham tersebut sedang berperang melawan benar vs benar. Atau bisa juga sebenarnya mereka berperang melawan salah vs salah.
Sehingga kamu mengklaim bahwa pendapat junjungan mu itu paling benar dan yang lain salah. Di sana ada pula yang mengklaim pula, bahwa mereka itu salah dan kamilah yang paling benar. Berseteru tiada habis.., sampai mencret pun tidak akan ketemu. Wong junjungannya beda-beda menurut ukuran rasa (red: bukan sanad ilmunya).
Jika mau membuka ruang sedikit saja soal benar dan salah. Mestinya mereka mau berdebat terbuka setelah itu selesai tidak saling mengklaim kebenaran. Ini pula yang sering dicontohkan oleh para Ulama untuk saling menghargai, karena beda pendapat itu lazim dan hikmat.
Manusia yang mengklaim dirinya paling benar bisa jadi dulu belajar dengan iblis, sehingga ia tak mau bersujud kepada makhluk yang bernama manusia. Pokoke ya salah, harus dipenjarakan. Pokoke ya penista ya harus dibui. Dan semua membenarkan dirinya bukan lagi mereduksi diri menjadi manusia.
“Menurut kamu apa cung yang paling mengerikan dari peperangan abad ini?”
“Ya..perang Palestina vs Israel”
"Ada lagi?"
"Perang Habib vs Ahok"
“Loh ko bisa cung..!”
“Ya soalnya orang muslim di Palestina dianiaya dan beribu-ribu korban berjatuhan mati syahid itu...nah kalau di Habib itu dia bisa demo berjilid-jilid. hebat kan?” begitu PD-nya kamu menjawab.
“Apakah kamu tahu cung? Bahwa perang terbesar sepanjang abad itu adalah perang melawan HAWA NAFSU mu sendiri. Itu perang yang paling mengerikan dari perang-perang yang ada di bumi ini.”
Ada pilihan toh? mana yang harus diperangi. Ya itu perangi saja orang-orang yang inginnya benar sendiri. Cirinya mudah kok. Apa saja cirinya Mbah? Cirinya ya belajare (ngajine) dengan Mbah Google. Sudah paham Mbah?
Kura-kura begitulah..
Sehingga kamu mengklaim bahwa pendapat junjungan mu itu paling benar dan yang lain salah. Di sana ada pula yang mengklaim pula, bahwa mereka itu salah dan kamilah yang paling benar. Berseteru tiada habis.., sampai mencret pun tidak akan ketemu. Wong junjungannya beda-beda menurut ukuran rasa (red: bukan sanad ilmunya).
Jika mau membuka ruang sedikit saja soal benar dan salah. Mestinya mereka mau berdebat terbuka setelah itu selesai tidak saling mengklaim kebenaran. Ini pula yang sering dicontohkan oleh para Ulama untuk saling menghargai, karena beda pendapat itu lazim dan hikmat.
Manusia yang mengklaim dirinya paling benar bisa jadi dulu belajar dengan iblis, sehingga ia tak mau bersujud kepada makhluk yang bernama manusia. Pokoke ya salah, harus dipenjarakan. Pokoke ya penista ya harus dibui. Dan semua membenarkan dirinya bukan lagi mereduksi diri menjadi manusia.
“Menurut kamu apa cung yang paling mengerikan dari peperangan abad ini?”
“Ya..perang Palestina vs Israel”
"Ada lagi?"
"Perang Habib vs Ahok"
“Loh ko bisa cung..!”
“Ya soalnya orang muslim di Palestina dianiaya dan beribu-ribu korban berjatuhan mati syahid itu...nah kalau di Habib itu dia bisa demo berjilid-jilid. hebat kan?” begitu PD-nya kamu menjawab.
“Apakah kamu tahu cung? Bahwa perang terbesar sepanjang abad itu adalah perang melawan HAWA NAFSU mu sendiri. Itu perang yang paling mengerikan dari perang-perang yang ada di bumi ini.”
Ada pilihan toh? mana yang harus diperangi. Ya itu perangi saja orang-orang yang inginnya benar sendiri. Cirinya mudah kok. Apa saja cirinya Mbah? Cirinya ya belajare (ngajine) dengan Mbah Google. Sudah paham Mbah?
Kura-kura begitulah..
0 komentar:
Post a Comment