Menyadari sepenuh hati, sejak kapan Negeri ini bebas merdeka dari jajahan produk-produk luar Negeri mulai dari barang dan jasa. Sejak kapan Indonesia ini mampu berdikari membangun Negerinya hingga mampu menoreh prestasi di dunia ini. Padahal sejak kecil pula saya hanya mengenali beberapa produk beredar di Indonesia terdapat stempel “MADE IN CHINA” dan nyaris semua ada tulisan tersebut. Tiba-tiba dengan keranjingan makhluk apa. Kamu.. iya kamu, membuat sebuah tembok pembatas yang berujung pada kebencian akut pada CHINA. Sampai semua hal yang berbau CHINA dengan segera dibuat legalitas “haram”, tidak boleh dikonsumsi karena itu produk aseng dan asing. Ah lucunya logikamu?
Lalu ada apa dengan CHINA? Sampai-sampai Nabi mengucapkan dalam haditsnya “tuntutlah ilmu sampai ke negeri CHINA”. Bukankah yang kamu lakukan selalu beralasan mencari anjuran dan tuntutan Nabi? Supaya kamu dapat pahala, itu katamu yang baru saja mengatakan anti CHINA, aseng, dan asing. Nabi sebagai Manusia Agung panutan ummat islam mengatakan kamu dianjurkan mencari ilmu hingga ke negeri CHINA, bukan untuk membenci CHINA. Atau memang kamu tak menyadari atau hanya sekadar mengikuti trend [baca: taklid] buta tanpa mengetahui lebih jauh pesan tersembunyi dari Nabi.
Kita ini terlalu terburu-buru mencerca dan menghakimi diri untuk membuat sikap yang membatasi diri, hingga yang memenuhi hati dan otak kita hanya kebencian yang akut. Menjadi lazim bila pada akhirnya otak kita mengecil dan mengerdil tak mau menerima kebenaran yang hakiki. Sebab gerak langkah kehidupan mu mengambil jarak dan kemudian mengasingkan diri, itu pula yang telah menjadi pilihan mu. Bila alasan kita membenci CHINA karena kelakukan atau watak tidak jua pula untuk kamu berhenti belajar hingga ke negeri CHINA. Dan itu hanya satu-satunya hadits Nabi yang menunjuk [baca: rekomendasi] untuk belajar sampai ke negeri CHINA, bukan Eropa, Amerika, dan Australia. Meskipun tidak ada larangan kamu mau belajar di negeri mana pun.
Maka selamatlah para penghuni surga yang telah membenci ilmu dan pengetahuan. Selamatlah negerimu ini, yang cuma jadi bulan-bulanan pusaran kebencian antar sesama. Selamatlah kemunduran peradaban negeri ini yang telah dibodohi, dikibuli, dan segala macam doktrin kepicikan agar hanya semata kita ini selalu semrawut hingga lupa menata masa depannya.
“Jadi CHINA itu apa Mbah?”
“CHINA itu kata Eyang Titik Puspa ‘cintailah produk-produk Indonesia’”
“Produk-produk Indonesia apa ya Mbah?”
“Produk-produk negeri kita itu Cung.. ya fitnah, benci, caci, makian dan iri dengki”
“Kalau teroris Mbah?”
“Teroris itu produk gagal. Gagal paham Cung”
‘Booom’
Kopi MADE IN NUSANTARA hanya ini yang kita punya, menyeruputnya adalah sebagai rasa agar menjaga diri dari kebencian. Tentulah agar terus mencintai MADE IN NUSANTARA.
Kura-kura begitu...
Lalu ada apa dengan CHINA? Sampai-sampai Nabi mengucapkan dalam haditsnya “tuntutlah ilmu sampai ke negeri CHINA”. Bukankah yang kamu lakukan selalu beralasan mencari anjuran dan tuntutan Nabi? Supaya kamu dapat pahala, itu katamu yang baru saja mengatakan anti CHINA, aseng, dan asing. Nabi sebagai Manusia Agung panutan ummat islam mengatakan kamu dianjurkan mencari ilmu hingga ke negeri CHINA, bukan untuk membenci CHINA. Atau memang kamu tak menyadari atau hanya sekadar mengikuti trend [baca: taklid] buta tanpa mengetahui lebih jauh pesan tersembunyi dari Nabi.
Kita ini terlalu terburu-buru mencerca dan menghakimi diri untuk membuat sikap yang membatasi diri, hingga yang memenuhi hati dan otak kita hanya kebencian yang akut. Menjadi lazim bila pada akhirnya otak kita mengecil dan mengerdil tak mau menerima kebenaran yang hakiki. Sebab gerak langkah kehidupan mu mengambil jarak dan kemudian mengasingkan diri, itu pula yang telah menjadi pilihan mu. Bila alasan kita membenci CHINA karena kelakukan atau watak tidak jua pula untuk kamu berhenti belajar hingga ke negeri CHINA. Dan itu hanya satu-satunya hadits Nabi yang menunjuk [baca: rekomendasi] untuk belajar sampai ke negeri CHINA, bukan Eropa, Amerika, dan Australia. Meskipun tidak ada larangan kamu mau belajar di negeri mana pun.
Maka selamatlah para penghuni surga yang telah membenci ilmu dan pengetahuan. Selamatlah negerimu ini, yang cuma jadi bulan-bulanan pusaran kebencian antar sesama. Selamatlah kemunduran peradaban negeri ini yang telah dibodohi, dikibuli, dan segala macam doktrin kepicikan agar hanya semata kita ini selalu semrawut hingga lupa menata masa depannya.
“Jadi CHINA itu apa Mbah?”
“CHINA itu kata Eyang Titik Puspa ‘cintailah produk-produk Indonesia’”
“Produk-produk Indonesia apa ya Mbah?”
“Produk-produk negeri kita itu Cung.. ya fitnah, benci, caci, makian dan iri dengki”
“Kalau teroris Mbah?”
“Teroris itu produk gagal. Gagal paham Cung”
‘Booom’
Kopi MADE IN NUSANTARA hanya ini yang kita punya, menyeruputnya adalah sebagai rasa agar menjaga diri dari kebencian. Tentulah agar terus mencintai MADE IN NUSANTARA.
Kura-kura begitu...
0 Comments