DAHAGA SUKSES (Balada Surga)


Jika sukses itu jadi ukuran
Jika kekayaan harta jadi ukuran
Jika tahta jadi capaian

Dan jika semua terlampaui
Berhentikah hidup kita

Tidak

Kecuali jika mereka lupa jalan pulang

Jalan menujuNya
Dengan mahabahNya
Dengan ridloNya

Itulah hakikat sukses sebenar-benarnya

***30April2017*****

Mencermati dan melamuni hidup, sesungguhnya hidup ini seperti tak punya tujuan karena hidup itu bukan tujuan, loh ko bisa...? Begini, dulu kamu punya keinginan menjadi orang sukses kaya raya, terkenal dan berhasil atas segalanya. Beberapa di antara kamu ada yang menawarkan surga dan menafikan neraka, seolah surga itu paling enak paling nikmat untuk kita capai. Sementara neraka itu paling panas paling tidak nikmat bahkan penuh siksaan. Asumsi otak inilah yang mencerna surga itu enak dan neraka itu tak enak. Di dalam dalil Naqli (qur'an & hadits) menggambarkannya memang demikian, pencapaiannya pun dengan menempuh jalan (seolah) hanya berbuat baik dan mencegah berbuat jahat saja. Padahal nilai kebaikan tidak hanya melulu ibadah sholat, zakat, infaq dan shodaqoh. Atau kebaikan itu juga bukan hanya penyimbolan semata seperti menggunakan gamis atau menggunakan hal-hal lain yang Nabi contohkan semisal makan dengan menggunakan tangan.

Sisi lain ada yang menawari (baca: mengajak/berdakwah) surga dengan "galak" dengan kata-kata "pokoke" kalau tidak sehaluan atau tidak seiman atau seperti membela keimanan orang yang tak seiman, maka pelebelan "cap neraka" pun menempel pada kita. Dengan ke"galak"kannya kita dijamin masuk neraka. Lalu kamu berlomba mencari jalan (seolah) menuju surga, menyimbolkan kepatuhan cara beragama mu dengan simbol-simbol belaka. Sementara hatimu tidak, isinya keras penuh kutukan kepada yang dianggap tak sepaham denganmu. Padahal konteks keagamaan itu sesungguhnya upaya penyelamatan diri menujuNya, bukan upaya pemaksaan diri terhadap orang lain.

Pertanyaannya kamu ingin masuk surga atas taqdirNya atau masuk neraka karena atas ridlo-Nya. Dikisahkan bahwa ketika Nabi Ibrahim as dilemparkan ke gugusan api yang membara, apakah lantas seketika itu Nabi Ibrahim Khalilullah gosong terbakar? Tak satu kulit pun terbakar bahkan Nabi Ibrahim tersenyum saat di dalam api membara. Kita membayangkan neraka itu penuh dengan bara api yang jika kita dilemparkan ke dalam tentu yang terjadi pun tubuh kita hangus terbakar. Tapi kenapa Nabi Ibrahim tidak gosong dan tidak pula sehelai rambut pun hangus. Begitu juga kisah Siti Asiyah binti Muzahim yang direbus hidup-hidup oleh Raja Fir'aun. Apakah mereka kepanasan atau meninggal dalam keadaan kulit yang matang dan gosong. Penuh senyum saat Siti Asiyah meninggal karena direbus, seperti tidak kepanasan. Dua kisah itu semua berangkat dari ke-ridhlo-an Alloh kepada Nabi Ibrahim dan Siti Asiyah, maka api pun tak menjadi panas. Berarti neraka itu belum tentu panas atau tidak enak? Jawabnya iya. Kesimpulannya untuk kamu yang hidupnya penuh "nyinyir" atas saudaramu se-iman dan se-muslim, tidak ada jaminan amal baik atau amal buruk yang kamu perbuat menjadi bekal masuk surga dan neraka. Itu semua hak prerogatif Alloh yang menentukan segalanya.

Maka dalam hadits qudsi dijelaskan "jika surga dan neraka tak pernah ada, apakah kamu (manusia dan jin) masih menyembahKu". Orang-orang yang menawarkan surga hari ini adalah sebuah bentuk ketololan belaka, sebab bisa jadi ia tak mampu menangkap pesan-pesan dalil naqli yang tersurat atau pun yang tersirat.

Berikutnya, setelah semua itu tercapai apakah kamu masih punya tujuan selanjutnya? klimaks dan antiklimaks tak menemui apa-apa. Menjadi kaya raya, mencapai keberhasilan, menjadi sukses, atau mencapai ketenangan sesungguhnya bukan tujuan hidup. Apalagi kamu yang sampai nyinyir kamu surga dia neraka, apakah kamu mendapatinya. Bisa jadi mereka lebih baik dari dirimu. Di akhir cerita sebenarnya setiap manusia mati tak membawa apa-apa tidak membawa harta kekayaan, cap kesuksesan, cap keberhasilan, cap kemakmuran, atau cap ketenangan tapi membawa amal perbuatanmu. Dan surga neraka itu urusan Tuhan. Wallahu a'lam bishshowab.

Post a Comment

0 Comments