-->

Sunday 24 January 2021

BENCANA ALAM ITU SABDA ALAM, BUKAN SEBAB MAKSIAT

me di gunung parang

Beberapa hari ini kita melihat dan mendengar bencana di negeri ini yang bertubi-tubi nyaris tiada henti. Apakah kita semua ini terkena akibat dari para pelaku maksiat ataukah ini semua adalah sabda alam?


Sejak kecil saya selalu penasaran mengapa ada lindu (gempa bumi), gunung meletus, hujan badai, angin lisus, banjir serta longsor. Oleh orang sekitar saya, mulai dari orang tua sampai orang dewasa selalu menjelaskannya itu macam-macam pandangannya membuat saya tak mengerti secara pasti. Dari mereka ada yang mengatakan itu sebuah klenik dan mistis. Misalnya kenapa ada lindu di bumi ini, jawabannya karena ada naga di dalam perut bumi atau ada makhluk raksasa yang bergerak hendak menghancurkan bumi. 


Ah sudahlah, tetap saja saya tak puas dengan jawaban itu. Bagaimana dengan angin lisus, banjir, longsor dan lain sebagainya. Banjir besar, katanya ada ular yang membendung aliran sungai. Pun jawabannya selalu seragam itu karena Allah murka pada penduduk bumi. Yang paling umum saat ini adalah sebab banyaknya maksiat jadi banyak bencana. Oooo... Jadi begitu.


Baiklah, sementara saya menyepakati tapi satu sisi saya bertanya terus menerus. Sebegitu galaknyakah Tuhan pada makhlukNya, sebegitu kejamnyakah Tuhan itu. Pantas saja kita takut Tuhan karena takut kena marah, hingga bukan malah mendekat tapi kita malah menjauh. 


Benarkah Tuhan itu Maha Pemarah/Murka? Kenapa kita tak balik saja, bahwa sebenarnya Tuhan itu sangat Maha Mencintai makhlukNya hingga kita mau mendekap langkah menujuNya untuk bersimpuh rindu denganNya juga. Jika hambaKu bertanya maka katakan Aku ini lebih dekat dari urat hulu nadi (nash qur'an). 


Saya menemukan jawaban dari bencana yang terjadi adalah itu semua murni karena alam butuh keseimbangan, alam berbicara sesuai kodratinya atau disebut dengan SABDA ALAM. Alam menagih janji pada dirinya yang seharusnya, tak ada kaitannya dengan maksiat semisal banyak zina, judi, mabok, maling, dan kegiatan-kegiatan fasik (rusak) lainnya. 


Saya menemukan jawaban dari bencana yang terjadi adalah itu semua murni karena alam butuh keseimbangan, alam berbicara sesuai kodratinya atau disebut dengan SABDA ALAM.

Apakah sejak orang di Nusantara ini masih percaya Animisme, Dinamisme berlanjut ke Hindu dan Budha bencana alam tak ada atau bahkan lebih dahsyat? Tidak sama sekali, sejak dulu hingga sekarang bencana tetap ada dan terjadi begitu saja sesuai sabdaNya. Padahal mereka dulu tidak menyembah Allah swt, tapi tetap saja keberlimpahan jatah rejeki (hujan, tetumbuhan, binatang piaraan, dan lain-lain) mereka masih nikmati. Bencana alam datang memang sudah hukum alam, kata mereka zaman itu.  


Ciri dari Tuhan sudah tak memberkati bumi ialah tak diturunkannya hujan dan matinya sejumlah tetumbuhan makanan pokok alias tiba-tiba kena hama atau tanahnya tiba-tiba gersang dan tanah tak bisa ditanami apa pun. Mau contoh? Sejarah mencatat betapa negara Somalia sejak zaman Nabi adalah negara yang sangat subur makmur mirip dengan negeri ini. Ditanami apa saja tumbuh, tetiba Allah cabut keberkahannya dengan diberi ujian kemarau yang sangat panjang hingga tanaman dan segala tetumbuhan mati kerontang. Penduduk Somalia mendadak banyak yang mati terkena penyakit mematikan. Catat, mereka kelaparan bukan karena bencana gempa, banjir, longsor, gunung meletus atau tsunami. Tetapi memang Allah swt telah menghendaki dengan mencabut semua keberkahan di bumi tersebut, itu semua sebab kemaksiatan yang sangat meraja lela melampaui kemanusiaan itu sendiri. 


Tapi Negeri ini kita masih diberkati Allah swt, kenyataannya negeri ini masih diberi hujan, masih diberi kesuburan tanah, masih diberi kesehatan, masih diberi anugerah bahagia buktinya setiap pagi saya bisa ngopi dan menikmati singkong rebus sambil meringkuk kedinginan oleh hujan yang awet. 😁 


Pandangan (indoktrinasi) tentang bancana ini oleh karena banyak maksiat, menurut saya kurang tepat. Bahkan ini akan mengabaikan pokok ayat yang disebutkan dalam al qur'an, kerusakan alam ini dikarenakan ulah tangan manusia (aidinnas). 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ


"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). " QS.Ar-Rūm [30]:41


Para pengrusak alam pun tak pernah kunjung diadili, tak pernah kunjung dimurkai oleh sebab kita selalu terdoktrin banjir, tanah longsor dan badai topan adalah akibat maksiat. Makerot aja sekalian... 😁 😁 Fix ya bahwa bencana alam ini murni oleh sebab tangan manusia yang rakus, bukan atas kemaksiatan yang merajalela. Mulai sekarang adili para perusak alam, bahkan terhadap diri sendiri yang masih membuang sampah sembarangan dan sebagian besar malah ke sungai. 


Para pengrusak alam pun tak pernah kunjung diadili, tak pernah kunjung dimurkai oleh sebab kita selalu terdoktrin banjir, tanah longsor dan badai topan adalah akibat maksiat.

Bagaimana dengan gempa bumi (lindu) dan gunung meletus? Untuk dua hal ini saling berkorelasi (sebab akibat). Kita sama-sama tahu Indonesia ini masuk dalam lingkaran ring fire (lingkaran magma) di kerak bumi. Saat gempa merajalela sudah pasti akan diiringi oleh erupsi gunung merapi sebab mereka pun butuh adaptasi alias SABDA ALAM. Sudah dapat dipastikan ketika gempa terjadi di mana-mana, maka gunung-gunung pun akan meletus dan mengerupsi.


"Siap-siap ya bisa dipastikan akan ada banyak bencana di negeri ini" kata saya. Oleh penganut klenik pasti saya akan dianggap dukun, sebab bisa meramal. Padahal saya hanya membaca pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan. Alloh swt beri ayat-ayatNya kita wajib mempelajarinya.


Mari ngopi menikmati berkahnya. 

Web ini dikelola oleh Admin. Anton Mabruri adalah seorang Filmmaker | Broadcaster | Penulis | Content Creator. Ia hanya ingin MEMPERBAIKI INDONESIA.

0 komentar:

Post a Comment

Start Work With Me

Contact Us
Mahapatih Anton
+62 818 1898 4342
Kota Depok, Jawa Barat