HILIR MUDIK

Padu padan kata yang tepat semestinya HILIR MUDIK bukan balik (atau arus balik). Hilir mudik dalam KBBI bermakna mondar-mandir; ke sana kemari. Hilir jika berdiri sendiri bermakna daerah aliran sungai. Sedangkan mudik itu berasal dari kata mulih disik (pulang sebentar). Hilir sungai dan Hilir mudik ada kemiripan yakni berbicara aliran yang harmonis.

Rasanya tak berlebihan jika saya menganalogikan Hilir sama dengan Ilir, saya teringat syair yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Kali jaga yang bunyinya demikian :

Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten
anyar
.....
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin
baru
.....

Jika benar padanan kata Hilir sama dengan ilir maka memang Kanjeng Sunan Kali Jaga memerintahkan kita untuk mudik (kembali ke asal) untuk menjemput ridho kedua orang tua, silaturahmi sanak keluarga, handai taulan, saudara dan teman sepermainan yang tentunya dalam jalinan silaturrahim yang kuat. Orang Nusantara percaya sejak puluhan bahkan ribuan tahun yang lalu menghormati orang tua dengan cara sowan akan menambah berkah rejeki, tapi bukan menambah kekayaan. Agama Islam pun mengajarkan untuk kita sering-sering bersilaturahmi agar mendapat kemudahan rejeki dan diparingi panjang umur.

Rumah besar itu adalah mudik sebuah universitas besar yang mengembalikan anak manusia untuk belajar unggah ungguh untuk belajar harmoni hidup dan untuk menggapai Ridho Alloh (Ridho Alloh ada pada ridhonya kedua orang tua) sebagi bekal untuk hilir (lir...ilir... : bangun.. bangunlah) membangun masa depannya sendiri untuk bisa mengunggah ungguhkan posisi, untuk mengharmonisasi kehidupan dan untuk mendapati keberkahan rejeki.

Tandure wis sumilir (tanaman sudah bersemi) maka kewajiban kita adalah menjaga. Tanaman itu adalah ladang rejeki, tanaman itu adalah ladang amal dan tanaman itu harus dijemput yang berada dibelahan bumi mana pun - maka carilah rejeki di belahan bumi mana pun dan Alloh akan memberimu - . Sejatinya mudik juga bukan milik orang kota saja, namun kita yang tinggal dimana pun masih bisa bersowan hilir mudik ke orang tua, sanak saudara dan kerabat adalah hakikat mudik itu sendiri.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 143 H

Mahapatih Anton

Post a Comment

0 Comments